Di sana, ada cita dan tujuan
yang membuatmu menatap jauh ke depan
di kala malam begitu pekat
dan mata sebaiknya dipejam saja
cintamu masih lincah melesat
jauh melampaui ruang dan masa
kelananya menjejakkan mimpi-mimpi
lalu di sepertiga malam terakhir
engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu
melanjutkan mimpi indah yang belum selesai
dengan cita yang besar, tinggi, dan bening
dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja
dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali
dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati
teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang
menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban,
menyeru pada iman
walau duri merantaskan kaki,
walau kerikil mencacah telapak
sampai engkau lelah, sampai engkau payah
sampai keringat dan darah tumpah
tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum
di jalan cinta para pejuang
- Salim A. Fillah,
Jalan Cinta Para Pejuang (2008)
p/s: Medan amal bukan sekadar tulisan di status dan blog.
Turunlah ke medan sebenar, medan manusia. Barulah kamu akan memaknai jalan ini dengan hati.
Kita mahu mencetak rijjal, bukan mencetak tulisan sahaja.
Walk the talk.
*Cakap depan cermin
- via matahary
tu dia dhon.. terbaik ni :)
ReplyDeleteterbaik mende soleh..
ReplyDelete